Gejala dan Cara Mengatasi Difteri pada Anak di Bawah 3 Tahun

Difteri pada Anak

Menurut terminologinya, difteri merupakan penyakit yang menyerang selaput lendir pada tenggorokan dan hidung. Difteri pada anak usia di bawah 3 tahun cukup sering terjadi. Sebab, daya tahan tubuhnya cenderung masih rendah. Jadi, saat berada di lingkungan kotor, mudah sekali terpapar difteri. Bagaimana dengan gejala dan pengobatannya?

Difteri pada Anak

Suara Napasnya Terdengar Nyaring

Berhubung penyakit difteri menyerang area hidung dan tenggorokan, maka secara otomatis jalan pernapasannya pun terganggu. Gejala ini sudah tampak begitu terserang difteri. Dari jarak yang agak jauh pun masih terdengar suara napasnya yang nyaring. Terlebih lagi ketika berada dalam situasi yang serba lengang.

Terjadi Pembengkakan di Langit Mulut

Apabila suatu hari anak Anda enggan untuk makan, coba tanya, apakah mulutnya sakit atau tidak. Beri ia keleluasaan untuk menceritakan perihal dirinya. Lalu periksa bagaimana keadaan mulutnya. Kalau terjadi pembengkakan yang serius, segera hubungi dokter agar lekas ditangani.

Suara pun Menjadi Serak

Tingkat seraknya anak saat terkena difteri beda-beda. Tergantung kadar penyakitnya. Tapi, gejala penyakit difteri tidak hanya serak, melainkan diiringi dengan sakitnya tenggorokan. Tidak heran jika si kecil lebih memilih diam daripada berceloteh seperti biasa. Anda tidak mau kan kalau ia terus-menerus diam seperti itu?

Detak Jantung Mengalami Peningkatan

Kalau tidak terbiasa mendengar detak jantung anak sih bisa dengan mudah luput dari munculnya gejala difteri. Tapi tak jadi soal. Sebab, Anda bisa langsung tanyakan ke dia. Peningkatan detak jantung karena difteri tentu membuat ia jadi tak nyaman. Oleh karena itu, sering-seringlah berinteraksi dengan si kecil biar ketika ada apa-apa, ia langsung cerita.

Si Kecil Mengalami Demam

Jika gejala difteri pada anak ini sudah muncul, tandanya perlu penanganan serius. Sebab, kalau masih di awal-awal belum begitu terlihat. Bahkan sebagian besar masih tampak normal-normal saja. Anak masih bermain, tersenyum riang, dan bahkan masih bisa diajak bercanda. Begitu sudah mulai demam, aktivitasnya pun drop seolah tanpa daya.

Bagaimana Cara Mengobatinya?

Soal pengobatan, hanya ada dua cara, yakni secara alami atau dengan bantuan obat-obatan kimia. Kalau ada dua pilihan, sebaiknya pilih yang alami saja. Sebab, efek sampingnya cenderung tidak ada. Selain itu, pengobatan secara alami juga tidak menyebabkan si kecil jadi ketagihan terhadap obat-obatan kimiawi. Berikut cara mengatasi dengan obat alami.

  1. Obati dengan Buah Mengkudu

Buah ini sangat ampuh dalam mengatasi racun di dalam darah. Selain itu, kandungan terpenoid dan scolopetin-nya juga manjur saat membantu pemulihan sel tenggorokan yang rusak. Biar si kecil mau makan mengkudu, campurkan dengan madu atau makanan lain yang ia sukai.

  1. Obati dengan Jahe

Bumbu dapur ini memang terkenal multifungsi. Selain enak dibikin minuman, kemampuannya juga ampuh saat mengobati penyakit difteri. Sebab, di dalam jahe terdapat kandungan zingeron, jyga gingerol, dan shogaol. Saat digunakan secara rutin, maka sistem imun dalam tubuh anak pun mengalami peningkatan drastis.

  1. Bawang Putih

Bumbu dapur ini juga sama ampuhnya dengan jahe. Kandungan anti toksinnya mampu menangani beragam bakteri yang menyerang. Alhasil, bawang putih pun mampu mengatasi peradangan di jalur pernapasan anak. Sel-sel yang rusak pun segera pulih ketika rutin mengobati si kecil dengan bumbu dapur ini.

Masa anak di bawah 3 tahun betul-betul memerlukan perhatian khusus dari orang tua. Sebab, potensi serangan difteri pada anak di usia tersebut cukup tinggi. Jadi, usahakan selalu luangkan waktu untuknya. Berbagi dengan si kecil bisa menumbuhkan rasa nyaman. Baru setelah terbiasa dan tumbuh besar, silakan secara perlahan latih ia untuk hidup lebih mandiri.

Related posts